oleh

PERKEMI NANGROE ACEH DARUSSALAM JADI TUAN RUMAH UJIAN KENAIKAN TINGKAT NASIONAL

BATAM,Vocalexposes.com – Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman.

Kempo adalah olahraga beladiri sejati yang kurang promosi, tulis sebuah kalimat dalam judul tulisan olahraga salah satu media cetak nasional ( Kompas, Rabu, 19 Januari 2005 ).

Memang sangat menggelitik untuk dikaji, karena memang masih banyak masyarakat di Indonesia yang kurang paham terhadap beladiri Kempo. Ketidak populeran Kempo tidak terlepas dari filosofi yang dianutnya, sebagai ilmu beladiri semata yang sarat dengan welas asih.

Namun ketidak populeran tersebut tidak berarti kempo sulit dipahami.

Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman. Begitulah bunyi doktrin shorinji kempo, sebuah doktrin yang menjadi ruh sekaligus inti ajaran bagi para kenshi yang mendalami seni beladiri shorinji kempo. Seni beladiri yang bercorak defensif, dilarang menyerang sebelum diserang.

Kendati jurus-jurusnya bisa mematikan lawan, shorinji kempo selalu menekankan, perangilah dirimu sebelum memerangi orang lain. Kempo adalah keseimbangan antara kekuatan dan moral.

Jika tidak seimbang, hanya kekuatan saja kenshi akan jadi preman, tetapi jika hanya moral saja akan menjadi suatu kelemahan. Oleh karena itu belajar kempo harus memadukan keduanya untuk dikuasai.

Secara teknis, gerakan kempo sarat dengan filosofi beladiri yang harus dipahami dengan cermat dan hal ini akan sangat membantu memudahkan mempelajarinya.

Shorinji Kempo dilandasi prinsip BUDO, yaitu secara harfiah menghentikan pertarungan, dalam arti sebenarnya adalah sebuah seni beladiri dimaksudkan bukan untuk berkelahi, berperang atau membunuh manusia, tetapi dimaksudkan untuk menghentikan konflik antar manusia dan membentuk sebuah budaya damai, dalam hal ini Budo memerankan peran moral yang lebih baik dalam masyarakat dan bukan sebagai alat pemusnah.
Dalam hal ini tujuan berlatih kempo merupakan modal dasar pembangunan moral dalam lingkungan.

Tim awak media ini langsung mewawancarai beberapa Sensei, dan senpai (Pelatih) Pengurus Kota (Pengkot) Batam dan Provinsi Kepri, terkait artikel tersebut melalui sambungan telepon seluler dan via WA yang secara kebetulan sedang mengikuti ujian kenaikan tingkat sampai tingkat 2 DAN BLACK BELL dan perbaikan teknik di Aceh.

“Iya memang olahraga beladiri Shorinji Kempo ini kurang dikenal dikalangan masyarakat luas di Indonesia, padahal kaum milenial saat ini atau generasi penerus bangsa sangatlah cocok untuk mempelajarinya, ditambah lagi sangat sedikit atau hampir tidak ada media yang meliput ujian kenaikan tingkat ini.

“Saat ini kita sedang mengikuti ujian kenaikan tingkat/sabuk Nasional di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) tahun 2021.

Kemarin kita mengirimkan 2 tim dan 2 pengurus perwakilan dari Provinsi Kepri untuk ikut ujian Kenaikan tingkat di NAD, sudah berjalan 3 hari yang diikuti 13 utusan Provinsi dari seluruh Indonesia dan kebetulan besok kami akan kembali ke Pulau Batam, “tutur Senpai Mardison Pengurus dojo (Pengdo) citramas Nongsa.

“Acara ini yaitu acara Nasional wilayah bagian barat 1 tahun 2021, yang dilaksanakan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Pelaksanaanya dimulai tanggal 5-7 November 2021.

Jadi acara ini sebenarnya bagus sekali untuk pematangan atau perbaikan teknik, ada penguji dari Pengurus Besar (PB) PERKEMI (Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia) yang diutus hanya 3 (tiga) orang saja, kami disini digembleng dan dilatih gimana untuk penguasaan teknik.

Apalagi untuk kedepannya, itukan Nangroe Aceh Darussalam akan menjadi tuan rumah PON (Pekan Olahraga Nasional) berikutnya.
Saya mohon diarahkan supaya kedepannya kita bisa bersaing dengan daerah-daerah lainnya, kegiatan ini baik sekali untuk kita ikutin, mohon maaf Ketua PERKEMI Kepri Bapak Rustam Effendi Harahap lagi sibuk saat ini, jadi saya saja yang mewakili, “jelas Muhammad Ali Hanafia selaku Ketua PERKEMI (Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia) Kota Batam dan sekaligus sebagai Komisi Pelatih Kota Batam.

“Ini bukan kejuaraan pak, tapi ujian kenaikan tingkat sampai tingkat 2 DAN BLACK BELL (sabuk hitam) dan perbaikan teknik oleh dewan guru atau penguji dari PB (Pengurus Besar) Perkemi yaitu ; Sensei Agus Tanomoto VI DAN, Sensei Yanuar Rizal VI DAN, Sensei Riza Rifai VI DAN. Dan saya sendiri Ketua Pengdo (Pengurus dojo) Citramas Nongsa dan juga Wakil Ketua PERKEMI (Persaudaraan Shorinji Kempo) Kota Batam, “terang Mardison kembali kepada awak media ini.

“Cabang Perkemi Kota Batam adalah peraih medali terbanyak pada PORPROV (Pekan Olah Raga Provinsi) Kepri pada tahun 2018 yang lalu. Kempo adalah suatu olah raga yang membentuk karakter individu dan kedisplinan serta prestasi.

Bukan Gastur ya pak, tapi GASNASWIL. (Gashuku Nasional Wilayah) barat 1 tahun 2021, “imbuhnya lagi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *