Vocalexposes.com – “….melaporkan dari lokasi kejadian. Kembali ke studio.”
Sering enggak, sih, dengar kalimat itu pas lagi nonton berita? Biasanya yang sering ngomong itu adalah reporter.
Apa itu reporter ?
Sederhananya, reporter adalah orang yang mengumpulkan dan melaporkan berita kepada masyarakat melalui media. Bisa media cetak, media online, radio, ataupun Televisi (TV). Kalau reporter media cetak, melaporkan berita dalam bentuk tulisan, kalau reporter TV biasanya siaran langsung, alias live report (siaran langsung).
Pas lagi nonton berita gitu, pernah enggak kamu ngebatin “Hemmm, keren banget kalo jadi reporter.
Bisa ketemu Presiden, Artis, Pemain bola, terus bisa keliling seluruh Indonesia.”
Okay, mari kita wujudkan pikiran itu jadi kenyataan. Jadi reporter sungguhan.
“Tta-tapi aku bukan dari jurusan Ilmu Komunikasi atau Jurnalistik. Emang bisa ?”””
Bisa, dong. Untuk jadi reporter, kamu nggak harus dari jurusan Komunikasi, Broadcasting atau Jurnalistik, kok. Yang penting adalah kemauan untuk belajar dan mengembangkan skill.
Najwa Shihab salah satunya, ia merupakan lulusan Ilmu Hukum dari Universitas Indonesia yang terjun ke dunia jurnalistik.
Dan sukses.
Rajin membaca
Seorang reporter harus memiliki wawasan yang luas dan juga tahu informasi paling update.
Salah satu caranya adalah dengan membaca. Bisa baca buku atau baca berita lewat smartphone.
Dengan banyak membaca, kamu akan terbantu untuk memahami berbagai isu, topik, atau peristiwa.
Agar rajin membaca, kamu bisa memasukkan kegiatan ini ke dalam to do list. Jadi ada waktu luang khusus untuk membaca. Bisa di malam hari sebelum tidur, atau pagi hari setelah bangun tidur. Biasanya banyak berita baru dan seru. Awalnya mungkin terasa berat, tapi lama-lama pasti terbiasa.
2. Jangan malu bertanya
Pernah dengar peribahasa “malu bertanya sesat di jalan” enggak ? Nah, kalau kamu mau jadi reporter juga gitu. Malu bertanya nggak dapat berita. 🙁 Kok bisa ?)
Misalnya, kamu liputan dan ada wawancara narasumber.
Terus kamu malu bertanya, maka kamu nggak akan dapat informasi yang kamu perlukan.
Padahal informasi ini penting untuk disampaikan ke publik.
Jadi, enggak usah malu. Gali informasi yang kamu perlukan. Tapi harus tetap jaga attitude, ya.
Ini bisa kamu mulai dari kehidupan sehari-hari, bertanya ke dosen kalau memang ada yang kurang kamu mengerti, atau bertanya ke orang lain pas kamu nggak tau jalan, misalnya.
3. Tahan banting
Jadi reporter enggak dibanting-banting, kok.
Tenang aja. Maksudnya adalah, kamu harus siap untuk melaporkan berita apa saja. Karena, lokasi dan kondisi liputan biasanya suka enggak terduga.
Bisa saja kamu liputan di daerah banjir, kebakaran, liputan ketika hujan, blusukan, dan lainnya.
Karena itu, kamu enggak boleh manja.
Kamu harus siap menghadap itu dan tetap menyajikan berita terbaik untuk publik.
4. Percaya diri
“Aku suka grogi deh kalo di depan kamera, enggak pede gitu.”
Kalau kamu ingin menjadi reporter TV, percaya diri adalah kunci. Karena kamu akan sering tampil di depan kamera dan dilihat banyak orang lewat layar kaca.
Reporter akan sering melakukan live report atau siaran langsung. Jadi rnggak ada take ulang.
Karena itu, agar kredibilitas enggak diragukan, kamu harus menyampaikan informasi dengan lugas dan percaya diri.
Kalau gugup atau demam kamera, publik akan mengetahuinya dan berpikir kamu enggak profesional.
Kamu terapkan 5 tips dari Rory Asyari dan latihan di depan cermin, di depan teman, atau direkam dengan kamera smartphone. Anggap objek tadi sebagai kamera agar kamu terbiasa.
5. Ikut komunitas.
Komunitas biasanya berisi orang-orang dengan minat yang sama.
Di dalamnya, kamu bisa saling berdiskusi, bertukar informasi, atau membangun relasi.
Kalau kamu mau terjun jadi reporter, kamu bisa bergabung di komunitas jurnalis, misalnya. Dengan begitu, kamu jadi punya teman belajar, teman diskusi, dan bisa sharing pengalaman, dan lowongan
pekerjaan.
Selain itu, bergabung ke komunitas juga bisa melatih kemampuan berkomunikasi dan membangun relasi dengan orang lain. Nantinya, ini akan bermanfaat karena seorang reporter tentu harus bisa membina relasi dengan rekan kerja, narasumber, dan juga masyarakat.
6. Perbanyak latihan
Agar lancar dan enggak kaku, maka kamu harus banyak latihan. Latihan membaca naskah berita, misalnya. Atau latihan menulis naskah berita. Dua hal ini penting banget kalau kamu mau jadi reporter.
Banyak naskah berita yang bisa kamu baca di internet. Bisa kamu jadikan contoh untuk menulis naskah sendiri kemudian baca.
Kamu juga bisa melihat di TV atau YouTube bagaimana seorang reporter membaca naskahnya. Intonasinya, penekanan, dan mimik wajahnya.
Setelah itu, coba saja praktik dengan kamera smartphone kamu.
Setelah itu, nilai apa, ya kira-kira yang harus diperbaiki.
Cara penyampaian, ekspresi wajah, kecepatan berbicara, dan sebagainya. Kamu juga bisa minta teman untuk menilainya dan memberi saran apa saja yang perlu kamu kembangkan.
7. Belajar kode etik jurnalistik
Setiap profesi biasanya punya kode etik. Reporter masuk dalam profesi jurnalis, karena itu profesi ini punya Kode Etik Jurnalistik. Ini mengatur hak dan kewajiban kalau kamu bekerja di dunia kewartawanan. Karena itu sebelum terjun, enggak ada salahnya kamu pelajari kode etiknya.
Agar lebih kenal dan lebih paham tentang profesi yang akan kamu geluti nanti.
Nah, itulah 7 tips memulai karier sebagai reporter. Ternyata banyak, ya yang harus dipelajari untuk jadi reporter yang handal dan kawakan.
Tenang, kamu bisa belajar lebih dalam tentang cara menjadi reporter di Skill Academy.
Ini merupakan Kelas Sukses Kerja dari Skill Academy. Di kelas ini, kamu akan belajar lebih dalam.
(Sumber : Written by : Devi Lianovanda)
#TIM FERRA-RI
Komentar