JAKARTA,Vocalexposes.com – Pemuda Pancasila adalah sebuah organisasi yang sangat besar di Republik tercinta ini.
Bung Karno pernah berkata, “Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa yang tidak akan pernah melupakan sejarah dan jasa-jasa para pahlawan-pahlawannya”.
Bapak Proklamator Kemerdekan RI (17 Agustus 1945) Bung Karno dan Bung Hatta adalah dua tokoh sentral penggagas dan perancang khusus sebuah maha karya ideologi/dasar negara “Pancasila”, saat itu beliau juga dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh ulama dan tokoh pengusaha.
Sebelum kemerdekaan diproklamirkan kepada seluruh rakyat Indonesia, Pada tanggal 1 Juni 1945 pun diperingati sebagai “Hari Lahirnya Pancasila” dan setiap tahunnya tanpa terkecuali seluruh komponen masyarakat Indonesia harus mengingat dan merayakannya.
Sejarah mencatat begitu banyak jasa-jasanya PP (Pemuda Pancasila) kepada negara ini, dimulai dari ikut memberantas bahaya laten komunis (G30S-PKI) dan ikut serta juga dalam memberantas DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang secara bersamaan melakukan pemberontakan dan berupaya ingin merubah ideologi Pancasila.
Pada masa itu PP pun berhasil menumpas habis kedua kubu pemberontak tersebut guna tetap mempertahankan kemerdekaan kita.
Kedua bahaya laten komunis dan Islam radikal tersebut sama-sama ingin merongrong kewibawaan Ideologi Pancasila atau Dasar Negara “Pancasila”.
Bahkan PP siap angkat senjata, jika sangat-sangat dibutuhkan sekali oleh NKRI, rela mati, meninggalkan keluarga, mengorbankan nyawanya dan berperang menghadapi musuh negara baik di dalam negeri ataupun di luar negeri.
PP juga termasuk salah satu “Komponen Pasukan Cadangan Strategis” yang siap sedia mengikuti wajib militer dan rela mati, bahkan siap sedia dikirim perang ke luar negeri.
Jika negara ini diserang habis-habisan oleh negara asing (negara lain) PP juga siap sedia menyerang balik negara asing yang berani coba-coba ingin menjajah bangsa kita kembali.
Hingga saat ini untuk menginggat malapetaka atau tragedi naas tersebut setiap tahunnya tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari “KESAKTIAN PANCASILA”.
Jadi tugas dan tanggung jawab seluruh anggota/kader Pemuda Pancasila (PP) sangat-sangatlah berat selain sebagai pembela, pelindung dan pengayom dasar negara kita, juga setiap tindak tanduknya tidak boleh menyimpang dari norma-norma luhur Pancasila, yang dahulunya berjumlah 46 butir, saat ini setelah di amandemen oleh parlemen (DPR) mengalami perubahan menjadi 36 butir nilai-nilai luhur Pancasila.
Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) Japto Soerjosoemarno, S.H angkat suara soal aksi pengeroyokan oleh anak buahnya terhadap Kabagops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Darmawan Karosekali.
Pengeroyokan dan pemukulan itu terjadi saat unjuk rasa Pemuda Pancasila di depan Gedung DPR pada Kamis (25/11).
Japto memerintahkan Ketua Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila (PP) Razman Arif Nasution, S.H mencari tahu pelaku lain dalam insiden pengeroyokan tersebut.
“Saya mendapat perintah dari Pak Ketum langsung untuk mencari tahu siapa pelakunya, ”kata Razman di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jumat (26/11) malam.
Menurut Razman, anggota PP dilarang melakukan penganiayaan terhadap aparatur sipil negara.
“PP (Pemuda Pancasila) dilarang keras melakukan penganiayaan terhadap aparatur sipil negara yang berseragam.
Jangankan berseragam, yang pakaian biasa pun tidak boleh,” kata Razman Ketua Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila (BPPH- PP) MPN Pusat.
(Sumber : Idchannel).
PP juga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk memburu pelaku lain dalam aksi pengeroyokan itu.
“Kami akan mencari bersama-sama siapa pelakunya, karena PP tidak mentolerir apapun yang namanya aksi anarkis atau kekerasan,” kata Razman.
Dia memastikan jika pihaknya segera menemukan pelaku lain yang turut terlibat pengeroyokan dan maka akan langsung diserahkan kepada Polisi.
“Kalau ketemu, (oknum anggota PP) tersebut, kita akan menyerahkan langsung ke Polisi atau pihak yang berwajib, karena itu perintah langsung dari Ketua Umum,” kata Razman.
Saat ini Organisasi Pemuda Pancasila (PP) sudah berubah mengikuti perkembangan zaman dari yang awalnya berbentuk OKP (Organisasi Kepemudaan) telah berubah menjadi ORMAS (Organisasi Kemasyarakatan) yang berbasis pergerakan massa.
Secara organisatoris PP (Pemuda Pancasila) tidak boleh membuat Partai politik (Parpol), namun membebaskan para kader-kader terbaiknya terjun ke dunia politik untuk tetap menjaga kedaulatan NKRI dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila serta tetap melestarikan “Empat Pilar Kebangsaan” yakni : Pancasila, UUD’45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pemuda Pancasila pun merubah paradigma lama dari organisasi yang berbau kepremanan yang hanya mengandalkan otot menjadi organisasi yang jauh lebih santun, mendahulukan 3 O (Omong dulu, lalu Otak atau adu strategi, ketika mentok dalam keadaan terpaksa membela dirinya daripada mati konyol, barulah menempuh alternatif terakhir suka tidak suka, baru memakai kekuatan otot atau kekerasan.
Di era millenial ini masyarakat awam dan para simpatisan PP menjuluki ormas ini sebagai kaum cendekiawan atau kaum “PANDAI PANDAI”.
PP baru saat ini haruslah menjadi “PP BACK TO ZERO, FROM ZERO TO BE A HERO” yang artinya PP Kembali Ke Nol, Dari Nol Menjadi Seorang Pahlawan. (****) red
(Sumber : Metroonline.nnet)
#TIM FERRA-RI
Komentar