Vocalexposes.com – Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo membeberkan, selama ini pihaknya mendapatkan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 19 (sembilan belas) Miliar rupiah.
Namun begitu, Yosep menyebutkan bahwa hal itu merupakan pengabdian.”Jadi ini adalah pengabdian. jadi kalau mau masuk dewan pers itu harus kerja sukarela. Kalau upaya, ada upaya untuk mendorong gaji,” ujar Yosep saat Seminar Kemerdekaan Pers di Hotel Novotel Kota Tangerang, Selasa (6/11/2018) seperti dikutip dari okezone com.
Yosep mengatakan, jika pun pihaknya meminta kenaikan besaran dana APBN ke DPR, maka hal itu harus melewati tahap fit and proper.
“Tapi kemudian pers kehilangan kontrol. Karena fit and proper test yang bicara adalah kepentingan. Lagian kalau dana yang kita terima besar berarti tanggung jawab kami juga ikut besar kan?,” tutur Yosep.
Sebelumnya, adanya Yosep membeberkan soal pendanaan itu sebab dirinya sempat disinggung oleh Executive Chairman Indonesia National Commision for Unesco Arief Rachman.
“Saya bingung, dewan pers digaji siapa sih? Anggarannya cuma Rp 19 (sembilan belas) miliar rupiah ? Aduh kasian banget ya dewan pers,” ujar Arief sambil diiringi tawa peserta seminar.
Menurut Yosep, DPR seharusnya memberikan lebih banyak dana untuk Dewan Pers. “Seharusnya DPR harus memberikan dewan pers cukup uang.
Pers itu ibu dan bapak yang memberikan informasi untuk bangsa,” tegasnya. (Dilansir dari okezone.com)
Di waktu yang berbeda tim awak media ini mengkonfirmasi atau mewawancarai seorang tokoh pemuda sekaligus Ketua DPW LSM Suara Keadilan Rakyat (SUAKARYA) Provinsi Kepri, sebut saja FERY I.S, S.E di ruang kerjanya terkait permasalahan anggaran APBN buat Dewan Pers.
“Saya bingung kok ada yang bilang anggaran 19 Milyar (sembilan belas) rupiah tersebut masih kecil nominalnya buat Dewan Pers, mungkin dianya (AR) nyindir atau ngejek kali ya.
Pertama, kita semua jadi bertanya-tanya,
Ada apa ya dengan Dewan Pers terkait permasalahan 19 (sembilan belas) milyar dana pembinaan dari APBN ???”””, Kemana saja dananya digunakan ???””, itu dulu yang perlu kita bahas, “sebut Fery I.S, S.E.
“Setahu saya itu anggaran APBN sudah sangat besar sekali buat kemajuan para insan pers di tanah air tercinta ini, jika dikelolah dengan baik, jujur, transparan, profesional dan akuntabel.
Saya pernah membaca sebuah artikel di media online ternama, kalau saya tidak salah namanya buserkepri.net, pada saat itu Bunda Kasih Hati selaku Ketua umum FPII (Forum Pers Independen Indonesia) dengan kritis dan vokalnya menantang secara langsung agar Dewan Pers secara gamblang dan transparan membeberkan tentang berapa besar nominal dana pembinaan yang didapat Dewan Pers dari Pemerintah Pusat setiap tahunnya melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), namun Dewan Pers pada saat itu bisu dan bungkam, “ucap Fery I.S, S.E dengan nada sinis.
“Nah ada apa dengan semua sandiwara ini…???””” Yang saya tahu di pusat atau di Jakarta sana pengurusnya Dewan Pers kan hanya berjumlah 9 (sembilan) orang saja, yang katanya program kerja visi dan misinya untuk mensejahterakan seluruh insan pers di Indonesia, komitmen dan tetap konsisten, semuanya harus jelas dong, itu anggaran kan berasal dari pembayaran pajaknya seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Anggaran itu semua kemana-mana saja pos-pos pengeluaranya harus jujur, transparan dan akuntabel dong.
Mereka yang sembilan orang itu sudah lulus uji fit and properti tes tak…???””” dan ahlinya tak di bidang penulisan pemberitaan, atau ahlinya agitasi dan propaganda tak…???””” agar kelak mereka dapat menangkis berita-berita miring yang mendiskreditkan Pemerintah (Penguasa) saat ini, siap tak menjadi counter issue ketika ada pihak luar atau pihak lain yang merongrong kewibawaan Pemerintah yang syah dan terpilih, serta siap sedia tak perang berita (news war) demi menjaga keutuhan NKRI, ini semua jadi perlu ditanyakan kredibilitas mereka para Dewan Pers tersebut, Karena apa…??? dari zaman perang dunia pertama dan perang dunia kedua satu alat paling ampuh dalam memenangkan suatu peperangan, ya… salah satu alat agitasi dan propagandanya adalah media pers ini, baik media cetak, elektronik, radio atau televisi, Pemimpin besar Nazi Adolf Hitler pernah berkata, “Siapa yang bisa merangkul media atau pers, maka dia akan menguasai dan menggenggam seluruh dunia, makanya Pemerintah Pusat jangan politik tebang pilih dong, seluruh atau segenap insan pers di Indonesia harus dilibatkan guna membahas permasalahan anggaran tersebut, agar negara tidak merugi “terang Fery I.S, S.E mantan aktivis’98, veteran Tamora (Tanjung Morawa), stambuk 1996 ini dengan vokal gamblang, dan kritis.
#TIM FERRA-RI
Komentar