Jakarta – Perang Rusia dan Ukraina sepertinya akan memakan “korban baru” yakni India. Amerika Serikat (AS) bakal menekan negeri itu.
Hal ini terkait sikap India yang netral pada serangan Rusia ke Ukraina, yang dilancarkan sejak 24 Februari. Senin (11/4/2022) ini, diketahui Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi diagendakan bertemu secara virtual.
Sikap netral India terhadap perang di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran di sekitar Washington. India sebenarnya adalah sekutu AS di Asia Pasifik lewat QUAD, bersama Jepang dan Australia.
Namun India tak kunjung mengkritik Kremlin. Bahkan dipuji pejabat Moskow karena sikapnya itu.
“Presiden Biden akan melanjutkan konsultasi erat kami tentang konsekuensi perang brutal Rusia melawan Ukraina dan mengurangi dampak destabilisasi pada pasokan pangan global dan pasar komoditas,” kata Sekretaris Pers Jen Psaki dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu mengutip Reuters.
Meski India adalah sekutu AS, baru-baru ini India juga membeli sistem pertahanan udara Rusia. Analis pertahanan mengatakan pasokan Rusia, dianggap India, lebih kompetitif dari segi biaya dan vital bagi untuk menghadapi militer China yang unggul.
India juga melakukan pembelian minyak Rusia, setidaknya 13 juta barel sejak negeri itu menyerang Ukraina. Padahal, langkah itu, secara teoritis data menyebabkan sanksi dari AS.
(sef/sef)
sumber cnbcindonesia.com
Komentar